Banjar adalah kabupaten di Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Martapura. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.688,00 km² dan berpenduduk sebanyak 555.611 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2020).[1] Kabupaten Banjar termasuk dalam calon wilayah metropolitan Banjar Bakula.[4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Wilayah Kesultanan Banjar 1826-1860, dibagi dua wilayah regent (adipati) yaitu Martapoera dan Amonthaij
Pangeran Suria Winata, regent (Bupati) Martapura ke-2 pada masa kolonial Hindia Belanda

Sejak tahun 1826, terdapat perjanjian perbatasan antara Sultan Adam dengan pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1835, sewaktu pemerintahan Sultan Adam Alwasiqubillah telah dibuat untuk pertama kalinya ketetapan hukum tertulis dalam menerapkan hukum Islam di Kesultanan Banjar yang dikenal dengan Undang-Undang Sultan Adam.[5] Tahun 1855, daerah Kesultanan Banjarmasin merupakan sebagian dari De zuider-afdeeling van Borneo termasuk sebagian daerah Dusun (Tamiang Layang) dan sebagian Tanah Laut.[6]

Dari beberapa sumber disebutkan ada beberapa tempat yang menjadi kedudukan raja (keraton) setelah pindah ke Martapura, seperti Kayu TangiKarang Intan dan Sungai Mesa. Tetapi dalam beberapa perjanjian antara Sultan Banjar dan Belanda, penanda tanganan di Bumi Kencana. Begitu juga dalam surat menyurat ditujukan kepada Sultan di Bumi Kencana Martapura. Jadi Keraton Bumi Kencana Martapura adalah pusat pemerintahan (istana kenegaraan) untuk melakukan aktivitas kerajaan secara formal sampai dihapuskannya Kesultanan Banjar oleh Belanda pada tanggal 11 Juni 1860.[7]

Setelah jatuh menjadi daerah protektorat Hindia Belanda, Sultan Banjar dan mangkubumi cukup hanya menerima gaji tahunan dari Belanda. Di bawah mangkubumi yang dilantik Belanda, daerah protektorat Kesultanan Banjar dibagi menjadi dua divisi yaitu divisi Banua Lima di bawah regent Raden Adipati Danu Raja dan divisi Martapura di bawah regent Pangeran Jaya Pamenang. Divisi Martapura terbagi dalam 5 Distrik, yaitu Distrik MartapuraDistrik Riam KananDistrik Riam KiwaDistrik Benua Empat dan Distrik Margasari. Regent Martapura terakhir adalah Pangeran Suria Winata. Jabatan regent dihapuskan pada tahun 1884.

Status Kesultanan Banjar setelah dihapuskan masuk ke dalam Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo. Daerah-daerah bekas Kesultanan Banjar digabungkan dengan daerah-daerah yang sudah menjadi milik Belanda sebelumnya.

Wilayah Kalimantan Selatan dibagi dalam 4 afdeeling, salah satunya adalah afdeeling Martapura. Selanjutnya terjadi perubahan dalam keorganisasian pemerintahan Hindia Belanda. Sejak 1898 di bawah Afdeeling terdapat Onderafdeeling dan distrik.

Pembagian administratif tahun 1898 menurut Staatblaad tahun 1898 no. 178, Afdeeling Martapoera dengan ibu kota Martapura terdiri dari:[8]

  1. Onderafdeeling Martapoera terdiri dari: Distrik Martapura.
  2. Onderafdeeling Riam Kiwa dan Riam Kanan terdiri dari:
    1. Distrik Riam Kiwa
    2. Distrik Riam Kanan
  3. Onderafdeeling Tanah Laoet terdiri dari:
    1. Distrik Pleihari
    2. Distrik Maluka
    3. Distrik Satui

Afdeeling Martapoera terdiri dari 3 onderafdeeling, salah satunya adalah onderafdeeling Martapura dengan distrik Martapura. Dalam tahun 1902, Afdeeling Martapura membawahi 3 onderafdeeling: Martapura, Pengaron dan Tanah Laut.[9] Perubahan selanjutnya Martapura menjadi onderafdeeling di bawah Afdeeling Banjarmasin. Afdeeling dipimpin oleh Controleur dan Kepala Distrik seorang Bumiputera dengan pangkat Kiai. Setelah kedaulatan diserahkan oleh pemerintah Belanda kepada Republik Indonesia tanggal 27 Desember 1949, ditetapkan daerah Otonomi Kabupaten BanjarmasinDaerah otonom Kabupaten Banjarmasin meliputi 4 Kawedanan.

DPRDS pada tanggal 27 Februari 1952, mengusulkan perubahan nama Kabupaten Banjarmasin menjadi Kabupaten Banjar yang disetujui dengan Undang-undang Darurat 1953, kemudian dikukuhkan dengan Undang-undang No. 27 Tahun 1959.[10]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Daftar Bupati[sunting | sunting sumber]

No.FotoNamaAwal MenjabatAkhir MenjabatWakil BupatiKeteranganRef.
1A. Basoeni19501952Bupati
2A. Roeslan19521953Bupati
3H.M. Yusran19531956Bupati
4Mansyah19561958Bupati
5Gt.Masrudin19581959Bupati
6Wahyu Arief19591959Kepala Daerah
7H.A. Hudari19591960Bupati KDH
8H. Basri, BA19601965Bupati KDH
9H. A.H. Budhigawis19651972Bupati KDH
10Soendijo19721977Periode pertama
19771982Periode kedua
11Drs. H. Mochtar Sofyan19821987Bupati KDH
12Rusiansjah, B.Ac.19871989Bupati KDH
13Drs. Fadhullah Thaib19891990Pejabat sementara (pjs.) Bupati KDH
14Drs. Faisal Hasanuddin19901995Bupati KDH
15H. Abdul Madjid19951999Bupati KDH
16Drs. H. Rudy Ariffin, M.M.19992000Penjabat bupati
20002005H. Mawardi Abbas, S.Sos.Bupati definitif
17Ir. H. Gusti Khairul Saleh, M.M.20052010K.H. Hatim Salman, Lc.Periode pertama
201013 Agustus 2015Drs. H. Ahmad Fauzan Saleh, M.Ag.Periode kedua
18Dr. Ir. H. Rachmadi Kurdi, M.Si.13 Agustus 201517 Februari 2016Penjabat bupati[11]
19K.H. Khalilurrahman17 Februari 201617 Februari 2021H. Saidi Mansyur[12]
20H.Saidi Mansyur, S.I.Kom.26 Februari 2021PetahanaHabib Said Idrus Al HabsyiPeriode pertama


Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banjar dalam dua periode terakhir.

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-2019[13]2019-2024[14]
  PKB5Steady 5
  Gerindra4Kenaikan 8
  PDI-P3Penurunan 2
  Golkar13Penurunan 8
  NasDem3Kenaikan 7
  PKS1Kenaikan 2
  PPP7Penurunan 5
  PAN1Kenaikan 3
  Hanura1Steady 1
  Demokrat4Steady 4
  PBB2Penurunan 0
  PKPI1Penurunan 0
Jumlah Anggota45Steady 45
Jumlah Partai12Penurunan 10
NomorKetuaWakil KetuaPeriodeKeterangan
1H. Rusli, S. AP, M.M.Siti Zulaikha, S. Ag.
M. Iqbal Khalilurrahman, S.H.
Saidan Pahmi, S. Pd.I.
2014 – 2019

Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kabupaten Banjar terdiri dari 20 kecamatan, 13 kelurahan, dan 277 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 542.204 jiwa dengan luas wilayah 4.668,00 km² dan sebaran penduduk 116 jiwa/km².[15][16]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banjar, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
StatusDaftar
Desa/Kelurahan
63.03.01Aluh Aluh19Desa
63.03.11Aranio12Desa
63.03.07Astambul22Desa
63.03.13Beruntung Baru12Desa
63.03.20Cintapuri Darussalam11Desa
63.03.03Gambut212Desa
Kelurahan
63.03.06Karang Intan26Desa
63.03.02Kertak Hanyar310Desa
Kelurahan
63.03.12Mataraman15Desa
63.03.05Martapura719Desa
Kelurahan
63.03.14Martapura Barat13Desa
63.03.15Martapura Timur20Desa
63.03.17Paramasan4Desa
63.03.09Pengaron12Desa
63.03.16Sambung Makmur7Desa
63.03.08Simpang Empat15Desa
63.03.10Sungai Pinang11Desa
63.03.04Sungai Tabuk120Desa
Kelurahan
63.03.19Tatah Makmur13Desa
63.03.18Telaga Bauntung4Desa
TOTAL13277

Pelayanan Publik[sunting | sunting sumber]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dari perkebunan karet yang rata-rata adalah kebun perseorangan. Selain itu perkebunan jeruk menjadi penopang hidup sebagian masyarakat yang merupakan produk unggulan dari Kecamatan Astambul. Keberadaan perusahaan lokal, nasional dan asing yang bergerak dibidang Tambang Batubara turut memberikan andil besar terhadap perekonomian di Kabupaten Banjar.

Tambang Batubara di kabupaten ini dikelola oleh perusahaan seperti PT. Pamapersada Nusantara, PT. Kalimantan Prima Persada, PT. Pinang Coal Indonesia dan lain-lain yang diawasi oleh Perusahaan Daerah (PD. Baramarta).

Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]

Suku Bangsa[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk Kabupaten Banjar berasal dari etnis Banjar. Terdapat pula etnis JawaMadura dan Sunda yang datang sebagai transmigran. Selain itu ada pula keturunan Arab yang banyak mendiami perkotaan dan kecamatan Martapura Timur. Suku bangsa yang ada di Kabupaten Banjar antara lain:[17]


    0 comments: